BOLA206.NET-Tubuhnya langsing dan padat.
Rambutnya pendek ala Demi Moore. Ia sangat gemar memakai pakaian ketat dan jins
ketat. Banyak teman laki-lakinya yang berhasrat menggagahinya. Salah satunya
adalah Romi.
Dian memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit.
Suatu malam Dian minta Romi mengantarnya ke suatu acara. Dan Romi tahu inilah
kesempatan terbaiknya. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk obat
perangsang yang sangat kuat, dan sebuah tustel. Maka malam itu sepulang dari
acara sekitar jam 9 malam, Romi sengaja mengambil jalan memutar lewat pinggiran
kota yang sepi.
Dian terkejut merasakan sesuatu terjadi dalam tubuhnya.
Ia merasa terangsang, sangat terangsang. Dian tak tahu Romi sudah mencampur
minumannya dengan obat perangsang dosis tinggi. Lelaki itu tersenyum melihat
Dian gelisah. Tiba-tiba Romi menghentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi.
"Dian, kau mau ini??" Romi tiba-tiba menurunkan retsletingnya,
mengeluarkan penisnya yang talah mengeras dan membesar. Dian menatapnya
terkejut, tubuhnya lemas tak berdaya,
"J.. Jaangan. Romi. Aku.. Harus
balik."
Romi menarik kepala Dian, menundukkan gadis itu, menghadapkannya
pada penisnya. Dian tak bisa menguasai dirinya, langsung membuka mulutnya dan
segera saja Romi mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Dian.
"Akhh.."
Romi mengerang nikmat.
-AGEN BOLADian menangis tak berdaya menahan gejolak
nafsunya. Romi mulai menggerakkan kepala Dian naik turun, mengocok penisnya
dengan mulutnya. Suara berdecak-decak liur Dian terdengar jelas. Tiba-tiba Romi
menjambak rambut Dian hingga Dian tersandar kembali ke jok.
"Sudah..!
Romi!! Sudah..!" Dian menangis sesenggukan, terengah-engah.
Tubuhnya
lemas. Romi dengan cepat menarik kaos ketat Dian hingga lepas. Dada Dian yang
kencang menculat keluar. Kemudian ia menurunkan retsleting jins Dian dengan tak
sabar, memelorotkannya hingga lepas. Tubuh Dian yang langsing dan sintal itu
kini hanya dibalut bra dan celana dalam katun hitamnya. Membuat Romi semakin
bernafsu.
"Oii Dian, kau ni seksi nian. Aku ingin nelanjangi mu....."
Romi menarik Dian dan melentangkannya di jok belakang kijang itu. Dian
hanya mampu manangis sambil terengah engah. Romi menarik celana dalam Dian
dengan cepat, kemudian menarik putus branya. Dian telanjang bulat. Kemudian Romi
mengambil sebuah tustel dan memfoto Dian beberapa kali. Romi membukai pakaiannya
sendiri dengan bernafsu.
Dian terus menangis tak berdaya melihat
kemaluan Romi yang besar dan panjang. Romi mulai mengangkangkan kaki gadis itu
kemudian menindihi Dian dengan bernafsu. Payudara Dian yang kejal dan kencang
disedot sedotnya hingga tubuh Dian menggeliat geliat tak menentu.
"Ahh..
R.. Romi.. S.. Sudahh.. Jangan.."
Melihat Dian menggeliat-geliat,
menangis tak berdaya antara menikmati dan ingin berontak membuat Romi semakin
bernafsu. Sementara mulutnya sibuk mengulum mulut Dian, Romi mengarahkan batang
penisnya ke bibir vagina Dian. Dian hampir menjerit ketika tiba-tiba Romi
menekan pinggulnya keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan
paksa ke dalam tubuh Dian. Romi mulai menggenjot gadis itu. Kedua tangan Dian
ditekannya di atas kepala Dian di atas jok, sementara ia mengayun, menyetubuhi
Dian dengan kasar dan bersemangat.
"Ohhs.. Shh. Oh. Dian. Luar biasa..
Ssh.." Romi mendesis desis nikmat.
Dian hanya bisa menangis tak berdaya,
tubuhnya terguncang-guncang kasar, kijang itu terasa ikut berderit-derit
bergerak mengikuti gerakan mereka berdua. Tiba-tiba Dian merasakan seluruh
tubuhnya mengejang dalam kenikmatan. Dian mengerang dan menjerit keras, kemudian
lemas. Ia orgasme. Sementara Romi tidak peduli terus menggenjot Dian dengan
bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Dian yang mengalir
deras.
Romi berhenti bergerak kemudian membalik Dian,
menengkurapkankannya.
"Sss.. Sudah Romi. Sss sudah.. Jangan."
Dian hanya bisa memohon dan menangis pasrah.
Romi tidak peduli,
ia mulai membukai lubang anus Dian dengan jari-jarinya.
"Aku ingin
nyodomi kau Dian.. Tahan." Romi terengah-engah bernafsu.
Dian menahan
nafas ketika dirasakannya kepala penis Romi yang besar mulai memaksa membuka
lubang duburnya yang sempit.
"AAKKHH!! Ampunn. R.. Romi.. AkhhH!!
SAKIT!!" Dian meronta hingga Romi terjatuh dari jok.
Secara reflek Dian
membuka pintu mobil dan berlari keluar, namun perih di selangkangannya
membuatnya limbung dan tersungkur di semak belukar. Mereka berada dipinggiran
kota Palembang yang gelap dan penuh belukar. Romi segera menyergap dari
belakang, memiting tangan Dian kemudian mengikatnya. Kemudian menyusul kedua
kakinya. Dian tertelungkup tak berdaya, menangis memohon,
"Ampun Romi..
Jangan.."
Tanpa menunggu lagi Romi kembali menindih punggung Dian,
kemudian memaksakan penisnya masuk ke lubang dubur Dian.
"AKHH!!" Dian
menjerit kesakitan ketika Romi mendesak masuk, senti demi senti.
"Nikmati
ajalah.... Diann.. ssssshhH!" Tiba-tiba Romi menekan dengan keras, membuat
seluruh batang penisnya masuk ke dubur gadis itu.
Tubuh Dian mengejang
kesakitan. Pandangannya berkunang-kunang menahan sakit. Walaupun penis Romi
sudah dibasahi cairan vaginanya, masih tetap terasa seret dan kesat. Kini Romi
mulai mengeluarmasukkannya, dan setiap ia bergerak tubuh Dian mengejang
kesakitan. Dian menangis dan mengerang kesakitan, namun hal itu malah membuat
Romi semakin bernafsu menyodominya dengan kasar. Akhirnya Dian lemas dan hanya
bisa merintih kesakitan. Dian di sodomi ditepi jalan, diatas semak belukar.
Tiba-tiba sekelebat cahaya senter membuat Romi yang tengah bernafsunya
berhenti.
"Hei! Lagi ngapain itu!!" Tiga orang bertubuh tegap muncul.
-AGEN SABUNG AYAMRomi segera mencabut penisnya kemudian berdiri. Dian ambruk kesakitan.
Dian hanya dapat melihat keempat lelaki itu berbicara tak jauh darinya,
menunjuk-nunjuk dirinya sambil tersenyum-senyum. Tiba-tiba Romi menarik tubuh
Dian, mendudukannya, sementara ketiga orang tadi tiba-tiba membuka celana
masing-masing.
"Tolong Pak. Aku diperkosa dia!!"Dian memohon sambil
menunjuk kearah romi....
Tapi salah seorang dari orang itu tiba-tiba
menjambak rambutnya kemudian mengarahkan penisnya kemulut Dian.
"Aku dak
peduli! Sekarang kulum ini! kalau tidak kutembak pepekmu...!!"
Dian
menangis ketakutan, ketiga orang itu malah minta jatah. Dengan terpaksa Dian
mulai mengulum dan mengemut batang penis milik orang itu, sementara dua rekannya
dan Romi mendekatinya.
Orang itu menarik kepala Dian lepas dari
penisnya. Penisnya sudah menegang penuh, besar dan panjang. Mereka membentang
terpal ditepi jalan, kemidian orang itu melentangkan tubuhnya. Temannya
mengangkat tubuh Dian dan mengangkangkannya diatas rekannya tadi. Ketika
penisnya tepat berada di vagina Dian, mereka menarik tubuh Dian hingga penis
orang itu masuk dengan lancar ke selangkangan Dian.
Dian menangis ngilu
dan perih. Dian ditengkurapkan. Sementara vaginanya terus dipompa dari bawah,
seseorang dari mereka memaksa Dian membuka mulutnya dan mengulum penisnya.
Kepalanya dipegang erat-erat kemudian digerakkan maju mundur dengan kasar.
Sementara yang satu lagi meremas remas kedua payudara Dian, memilin-milin
putingnya yang coklat dan runcing. Romi tiba-tiba berlutut di belakang Dian,
kemudian kembali memaksa masuk ke dubur Dian. Tubuh Dian menegang dan mengejang
kesakitan. Jeritannya tertahan karena mulutnya tersumbat penis.
Dian
hanya bisa menangis dan mengerang merintih tertahan. Romi mulai memompa dubur
Dian dengan bernafsu. Bergiliran dengan orang yang memompa vaginanya dari bawah.
Tiba-tiba Romi mengerang dan menekankan penisnya sedalam-dalamnya ke dalam anus
Dian, bersamaan dengan itu Dian dapat merasakan semburan spermanya mengisi
duburnya. Belum sempat Dian bernafas normal, seorang yang tadi sibuk dengan
payudaranya menggantikan posisi Romi, menduburinya dengan kasar, dengan bantuan
sisa sperma Romi di anusnya. Peluh sebesar jagung mengalir disekujur tubuh Dian,
bercampur dengan peluh pemerkosanya.
Romi mengambil tustel di mobilnya
kemudian memfoto adegan Dian yang diperkosa tiga lelaki bersamaan, disemua
lubang ditubuhnya, vagina, anus dan mulutnya. Dian yang telanjang bulat
tengkurap diatas pemerkosanya yang memeluknya erat, sementara seorang lagi yang
tengah mengerjai duburnya dengan semangat mencengkeram pinggulnya, dan seorang
lagi menjambak rambutnya memaju mundurkan kepalanya, memaksa Dian mengulum
penisnya.
Hingga tiba-tiba kepala Dian dipegang erat, penis dimulutnya
dimasukkan hingga ke tenggorokannya, kemudian cairan sperma mengalir deras
mengisi rongga mulutnya.
"Telenn!! Semua! Cepat! Aakhh!" Dian gelagapan
tak bisa bernafas terpaksa menelan semua cairan kental itu. Kemudian lagi-lagi
cairan sperma memuncrat mengisi dubur dan vaginanya. Dian pingsan. Ketika sadar
ia sudah didalam mobil, berpakaian lengkap, Romi menyeringai disebelahnya.
Seminggu setelah kejadian di tepi sungai itu, Dian tengah menunggu
rumahnya sendirian. Seluruh isi rumah pergi menginap di Krian karena ada acara
keluarga, kecuali 2 keponakannya yang masih berumur 5 tahun. Jam 9 malam ketika
Romi tiba-tiba muncul.
"Pergi dari sini!" Dian berusaha mengusir Romi.
-BANDAR SABUNG AYAM (LIVE)Namun dengan santai romi mengeluarkan beberap lembar foto dan
diletakkannya di atas meja. Gadis ini miliknya, dan entah mengapa ia sangat
terangsang jika melihat Dian tersiksa.
Dian terpucat melihat foto-foto yang
diletakkan Romi diatas meja. Itu foto telanjangnya dan foto-foto adegan ketika
ia digagahi beramai-ramai oleh orang malam itu.
"Nah, Dian sekarang
nurut aja.. Tenang aja, aku janji tidak maen kasar." Romi menyeringai sambil
mengelus paha Dian.
Dian memang disuruh menjaga rumah itu sendirian
bersama kedua ponakannya yang masih kecil yang sudah tidur. Hujan turun deras
membuat udara malam itu dingin menggigit. Dian diam pasrah ketika Romi
menariknya ke belakang.
"Tenang ..., kalau tidak nurut fotomu,
kusebarkan di kampung kau. Biar tahu kalau kau bisa dientot."
Romi menarik
Dian kedapur, pintu depan belum ditutup. Dian mendesis tak berdaya.
"Tenang
....., Dian. Aku cuma sebentar.."
Romi mulai meraba-raba payudara Dian
yang kencang, Dian memang sudah bersiap tidur hanya mengenakan t shirt dan
celana pendek saja. Puting susu Dian yang runcing tampak menonjol keluar ketika
Romi terus menggerayangi dada Dian. Dian me ng gigil ketika baju kaosnya ditarik
ke atas lepas oleh Romi. Dengan tangannya Romi menarik tangan Dian yang berusaha
menutupi dadanya yang telanjang kemudian mulai menggerayangi payudara gadis itu
dengan mulut dan lidahnya.
Dian hanya dapat tersandar ketembok yang
dingin sambil meringis-ringis ngilu ketika Romi menggigiti putingnya sementara
tangannya dengan leluasa memelorotkan celana pendek Dian hingga jatuh ke lantai.
Romi terbelalak melihat celana dalam sutra Dian yang berwarna putih dengan motif
bunga itu begitu mini dan seksi. Tanpa menunggu lagi jilatan Romi turun ke perut
Dian yang rata, pusarnya, kemudian lambat laun celana dalam Dian menyusul jatuh
ke lantai. Romi melempar semua busana Dian jauh ke sudut. Dengan sedikit paksaan
Romi membentang paha Dian kemudian menjilati vagina Dian
"Ohkk.."
Dian terdongak merintih ngilu, antara rasa nikmat, marah dan malu
menguasai dirinya ketika kedua tangan Romi mencengkeram pantatnya, membuka lebar
vaginanya kemudian menjilatinya dengan bernafsu. Nafas Dian terengah-engah tak
terkendali mencoba menahan dirinya agar tidak terangsang.
Romi berdiri
kemudian membuka baju dan celananya, hingga pakaian dalamnya, kemudian memegang
penisnya yang panjang dan besar.
"Isep Dian, ayo. Kalau tidak ingin
dikasari."
Dian terpaksa berlutut dihadapan Romi, kemudian mulai
menjilati batang penis Romi. Dian memejamkan matanya kemudian mulai mengocok
Romi dengan mulut dan lidahnya. Romi menjambak Dian kemudian menggerakan kepala
Dian maju mundur, menyetubuhi mulutnya. Suara berdecak-decak terdengar jelas
disela deras air hujan. Dian berusaha semampunya agar Romi puas dan berhenti, ia
menjilat, mengulum, mengocok sebisanya, mengingat film-film BF yang pernah
dilihatnya. Romi mengerang-erang nikmat, tubuhnya sampai tersandar ke meja
dapur,
"Ahh. Ohh. Diann. Kau memang seksi dan pintar.. Ohh.."
-SABUNG AYAM ONLINETiba-tiba Romi menarik tubuh Dian kemudian mendudukkannya di atas meja
pantry. Dian hanya diam sambil terengah-engah ketika Romi mengangkangkan kedua
pahanya kemudian mulai menekan pinggulnya. Dian meringis ngilu ketika penis Romi
yang keras dan besar itu menerobos vaginanya. Romi mulai menyetubuhi Dian,
memperkosanya dengan bertubi-tubi. Dian hanya mendengus-dengus menahan diri.
Kedua tangannya mencengkeram pinggiran meja dengan kencang. Peluh membasahi
tubuh mereka berdua. Dian memejamkan matanya berharap Romi selesai, sementara
lelaki itu terus menyentak-nyentak, mengeluar masukkan rudalnya ke dalam tubuh
Dian yang padat dan langsing.
Dian terperanjat ketika membuka matanya,
Ada lima lelaki bertubuh besar telanjang bulat di dapur itu! Ternyata Romi
membawa teman-temannya dan mereka menunggu di mobil.
" Apa-apaan ini,
Romi!!" Dian berontak melepaskan diri.
Tapi ia tersudut disudut ruangan.
Keenam lelaki itu mengepungnya.
"Sudahlah Dian. Kalau kau njerit tidak
akan ada yang dengar juga. Paling ponakanmu aja yang bisa dengar....... Pintu
depan udah kami kunci, lampupun udah kami matikan. Kamu pasti dikira sudah
tidur.. He.. He. Nurut aja.., aku janji tidak kasar, ..............!"
Romi dan kelima temannya menyeringai bernafsu. Tubuh Dian lemas, ia tak
dapat melakukan apa-apa lagi selain pasrah. Tangannya ditarik ketengah ruangan,
kemudian disuruh berjongkok.
"Ayo! Sedot punya kami ramai ramai....!"
Enam batang penis disodorkan diwajah Dian. Dan sambil menangis Dian
terpaksa mulai meng'karaoke'nya bergantian.
"Ohh.. Hebat amat........,
pacar kamu ini Rommm..."!!"
"Akhh. Aku.. Nak. Keluarr.."
Srett.. Srrtt..
Kepala Dian dipegangi beramai-ramai sehingga ia terpaksa menelan sperma
mereka satu demi satu.
"Katamu segala lubang Dian ini bisa dimasukin..??"
romi hanya tersenyum sambil mengangguk......
"yuuuk kita coba nusuk
rame...rame......!!"
Dian menangis mendengarnya, "Jangann.. Ampun..
Sakit.."
Dengan cepat mereka menarik tubuh Dian dan menengkurapkannya di
lantai. Kelima lelaki itu mengeroyoknya, ada yang memegangi tangannya, menahan
kakinya dan menunggingkan pantatnya, ada yang menahan kepalanya hingga Dian
benar-benar tak dapat bergerak. Salah seorang dari mereka mengambil botol minyak
goreng di dekat kompor.
"Kami baik kok, Dian, biar tidak sakit, kami
minyaki dulu."
Yang lain tertawa tawa, Dian dapat merasakan minyak
goreng itu dituangkan dibelahan pantatnya, kemudian terasa jari jemari mereka
mengusap-ngusap pantatnya, membukai lubang anusnya kemudian menusuk-nusuknya
beramai-ramai. Dian menangis dan merintih nyeri ketika lubang anusnya dibuka
paksa oleh jari-jari itu. Setelah dirasa cukup salah seorang dari mereka mulai
berlutut dibelakang Dian tepat dibelahan pantatnya. Dian hanya dapat melolong
dan menangis tak berdaya ketika dirasakannya batang kemaluan itu melesak masuk
ke duburnya.
Dian mulai disodomi dilantai dapur itu. Sebuah penis
disodorkan diwajahnya.
"Isep dulu Dian, kalau tidak kami sodomi serempak
.........berlima!"
Dian terpaksa mulai megulum-ngulum penis lelaki yang
berlutut dihadapannya. Sementara lelaki yang dengan kasar menyodominya terus
menyentak-nyentak. Dian melihat sekilas salah seorang dari mereka mengambil
sebuah terong panjang besar berwarna ungu dari kulkas. Tiba-tiba dirasakannya
sesuatu yang dingin dan keras menerobos vaginanya.
-DAFTAR SABUNG AYAM"Nghh..!!"
Dian hanya mampu melenguh perih karena mulutnya terbungkam. Seorang
lelaki mengeluar masukkan terong itu ke vaginanya sementara duburnya disodomi.
"Biar terpake semua lubangnya....!!"
Mereka tertawa-tawa puas.
Tiba-tiba lelaki yang sedang menyodominya mengerang dan menyodok dengan keras.
Dian dapat merasakan cairan sperma yang hangat tumpah di anusnya. Kemudian
rekannya segera mengambil alih posisinya menyodomi Dian. Tiba tiba lelaki yang
dari tadi di'karaoke' oleh Dian berbaring terlentang, dengan isyarat ia me mi
nta teman-temannya menarik Dian ke atas tubuhnya. Kemudian menarik tubuh Dian
hingga penisnya masuk ke vagina gadis itu. Bless.
"Aarhh..!!" Dian
mengerang kesakitan, sebelum sebuah penis lagi maenyumbat mulutnya.
Dian
kembali diperkosa tiga orang sekaligus. Payudaranya diremas-remas dengan kasar
hingga Dian merasakan sakit bukan hanya dari dubur dan vaginanya yang dikocok
paksa tapi juga dari buah-dadanya yang dipilin dan diremas dengan kasar.
Tiba-tiba kedua tangannya ditarik kemudian dilumuri minyak sayur. Kemudian
dipegangkan pada penis dua lelaki lain. Dian tertelungkup, dipeluk erat dari
bawah, sementara vaginanya dipompa dengan kasar, seorang lagi menyodominya
seperti binatang, seorang lagi memaksanya menghisap penisnya, menyetubuhi mulut
Dian dengan menjambak rambutnya, sedangkan dua lagi minta dikocok dengan kedua
tangan Dian.
Dan setiap salah seorang mencapai kepuasan, yang lain
segera menggantikan posisinya, hingga pagi menjelang. Matahari mulai muncul
ketika Romi menyentak-nyentak dubur Dian dengan keras dan
"Oohh.."
Ia menyemburkan spermanya dipantat Dian. Dian pingsan. Ia tertelungkup
telanjang bulat diatas lantai. Sperma berlepotan di perut, punggung dan
wajahnya.
Mereka tidak sadar jendela terbuka dengan lampu menyala.
Beberapa pemuda di rumah sebelah menyaksikan semuanya. Bahkan mereka memfoto dan
memfilmkan kejadian itu. Bahkan dengan aneh, Romi membiarkan pintu dapur terbuka
ketika pulang.
Keenam pemuda berandal itu segera bergegas ke rumah Dian.
Dian baru saja sadar. Dubur dan vaginanya perih. Ia tertelungkup di lantai
dapurnya, telanjang. Sperma kering berceceran di sekujur tubuhnya. Ia tersentak
ketika lampu blits menyala. Betapa terkejut Dian melihat enam pemuda tetangganya
berdiri mengelilinginya, sibuk memfoto tubuh telanjangnya sambil menyeringai.
Mereka tersenyum mesum sambil menatap tubuh Dian.
"Ternyata kamu memang
hebat....dian....."
Dian menangis tak berdaya ketika mereka membopong
tubuhnya ke kamar tidurnya. Tubuhnya masih lemas. Dengan mudah tubuhnya
ditelungkupkan diatas ranjangnya.
"Jangann...... ponakan aku bangun..
Jangan.." Dian menangis tak berdaya.
Ia tahu mereka tak segan-segan
menyebarkan fotonya. Jika itu terjadi entah bagaimana nasibnya di kampung itu.
"Diem Dian, biarkan kami melakukannya dengan enak...jadi nurut
aja......"
Seseorang dari keenam pemuda itu membuka ccelananya.
Mengangkat pantat Dian. Kemudian mulai menyodomi anus Dian.
"Uhh uhh!
Uhh!" seperti binatang ia mulai menyentak-nyentak dubur gadis itu.
Wajah
Dian terbenam diatas kasur, meringis dan menangis tak berdaya, sementara kelima
pemuda lain telah membuka celana masing-masing sambil mengocok kemaluannya
memperhatikan Dian yang terengah engah tak berdaya. Anusnya perih dan kesat.
Hingga tiba-tiba pemuda itu menekan keras. Dian menggigit seprei menahan sakit.
Sperma pemuda itu muncrat mengisi anus Dian, bertubi tubi.
"Aaahh..
sssssshhhhhhhh......enak.....bennnerrr."
Ia terkulai lemas. Menarik
penisnya dari anus Dian. Begitu pemuda pertama selesai, yang kedua segera
mengganti posisinya. Menyodomi Dian dengan brutal. Dian hanya bisa melolong
tertahan. Tertelungkup sambil menggigit sepreinya kencang. Keenam pemuda itu
menggilir Dian di pantatnya. Cairan sperma kental mengalir keluar dari duburnya,
bahkan ketika pemuda terakhir mencabut penisnya, Dian tak sadar mengeluarkan
kotorannya. Muncrat bersamaan dengan sperma pemerkosanya.
Mereka berenam
tertawa. Dian lemas ketika dilentangkan. Kemudian lelaki yang selesai
meyodominya tiba-tiba duduk didada Dian,
"Ayo suruh ngisep .........!"
penisnya yang berlumuran kotoran Dian yang kental kuning dan bau itu disodokkan
ke mulut Dian. Sementara rekannya yang lain memeggangi kepalanya. Dian
terbelalak dan meronta ronta. Lelaki itu menyetubuhi mulutnya. Dan Dian dapat
merasakan cairan asam, pait dan busuk itu memenuhi mulutnya. Dian meringis
menahan muntah. Tapi mereka tak peduli. Dian tergeletak tak berdaya di atas
ranjangnya. Keenam pemuda itu segera keluar. Diluar suasana mulai ramai.
"Dian, ingat yah kalu kami kepengen kamu harus melayani
kami...........!! ........Setiap kami ingin!"....... Ancam mereka. Dan Dian
hanya sanggup menangis. Sejak kejadian malam itu Dian tak erdaya..........ia
betul betul kehabisan tenaga...dan dia hanya bisa diam terpaku dirumah sambil
merenungi nasibnya...... Dan Dian tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
suatu Hari menjelang malam, ketika Dian pulang terburu buru melewati
gang sempit itu. Tiba-tiba lengannya dicekal. Tono, salah seorang yang memegang
fotonya dan yang pernah memperkosanya rame rame bersama romi......... Tono
menarik Dian ke balik pagar seng kumuh.
"Jangan Kak. ..........." Dian
menangis ketika melihat Tono sudah memelorotkan celananya.
"Terserah, kalau
kamu nolak......, foto mu akan tersebar dikampung sini..."
Dian dipaksa
berjongkok. ahirnya iapun kembali pasrah.....
"Ayo, isep."
Dian
dipaksa mengoral Tono. Tempat itu adalah bekas pembuangan sampah yang sudah
dipagari seng. Dian dengan jengah memasukkan penis Tono ke mulutnya, kemudian
mulai menyedot dengan cepat, berharap Tono segera ejakulasi. Tono mencengkeram
kepala Dian yang bertopi itu kemudian menyetubuhi mulutnya. Diluar rumah Dian
memang mengenakan topi. Dan hal itu malah semakin membuatnya merangsang.
"Pelorotkan jins mu Dian.."
Tono menarik Dian berdiri. Dian
memang mengenakan kaos ketat dan jins ketat, walaupun berkerudung. Dian
menangis, tapi ia tahu percuma membantah. Perlahan ia membuka kancing jinsnya
kemudian menurunkan retsletingnya. Tono menelan ludah ketika jins itu merosot ke
mata kaki. Dian mengenakan celana dalam mini berenda.
"Ayo, nunduk!
Cepat."
Dian dipaksa berpegangan pada sebuah bekas meja. Kemudian celana
dalamnnya dipelorotkan menyusul jinsnya. Tono telah ngaceng berat. Tanpa ba bi
Bu lagi ia menyodokkan penisnya ke vagina Dian dari belakang.
"Ukhhnnghh. Nghh!" Dian merasa ngilu di selangkangannya. Tono merasakan
vagina Dian yang kering dan kesat menjepit penisnya, menimbulkan kenikmatan.
"Jeritlah kalau berani Dian. Uh! Uh! Uh!"
Tono mulai menyetubuhi
Dian. Menyodok nyodok Dian hingga tubuhnya tersentak sentak. Dian mencengkeram
pinggiran meja itu keras, menggigit bibirnya menahan jeritan kesakitan. Di
samping seng terdengar beberapa orang lewat. Dian mati-matian menahan jgn sampai
bersuara. Tono yang melihat itu semakin bernafsu memperkosa Dian. Kaos Dian
digulungnya hingga leher sehingga ia bebas meremas remas payudara Dia n yang
bundar menggantung. Bahkan Tono mencabut penisnya dan memindahkannya ke lubang
dubur Dian.
"Ngngkh!! Nghh!!" Dian menggigit bibirnya.
Hampir
terjerit. Dan Tono menungganginya seperti anjing. Hingga, croott.. Crrt.. Crrt.
Spermanya memancar mengisi dubur Dian. Tono meremas buah pantat Dian dengan
keras. Ia mencabutnya perlahan.
"Ohh.. Nikmat Dian. Besok lagi ya he he
he." Tono membenari celananya sambil menyeringai. Meninggalkan Dian yang
terduduk lemas.
Dian kembali termangu.......sampai kapan penderitaanku
ini berahir?......
-SBOBET